Coba perhatikan situasi berikut :
Siapa yang menurut Anda benar-benar sukses ?
Riza :
Riza mengelola sebuah usaha. Ia jujur, rajin, dan sopan. Usahanya maju sehingga ia dan keluarganya hidup nyaman.
Tondi :
Tondi mengelola usaha yang serupa, dan penghasilannya jauh lebih besar daripada penghasilan Riza. Tapi, usahanya unggul dalam persaingan bisnis, Tondi jadi kecanduan kerja dan mengidap berbagai penyakit.
Helda :
Helda adalah Mahasiswi di sebuah Universitas yang rajin dan senang belajar. Hasilnya, nilainya selalu bagus.
Mawar :
Mawar nilainya lebih tinggi daripada nilai Helda dan menjadi salah satu murid yang berprestasi. Tapi, ia sering mencontek sewaktu ulangan dan tidak terlalu suka pelajaran di sekolahnya.
Jika Anda menganggap yang sukses itu Tondi dan Mawar, atau keempat-empatnya, Anda mungkin mengukur kesuksesan dari haslnya saja, tidak soal caranya mereka bisa sukses. Sebaliknya, jika Anda hanya memilih Riza dan Helda, Anda mungkin mengukur kesuksesan dari kepribadian dan cara mereka memandang apa yang mereka kerjakan. Dan, itu masuk akal. Pertimbangkan hal berikut :
Apa yang lebih baik bagi masa depan Helda, mendapat nilai tertinggi atau memupuk sikap suka belajar ?
Mana yang lebih baik bagi anak-anak Riza, bisa membeli semua yang mereka inginkan atau punya ayah yang menganggap penting waktu bersama keluarga ?
Intinya : Sukses yang palsu didasarkan atas apa yang tampak dari luar, sukses yang sebenarnya didasarkan atas pandangan yang benar tentang apa yang penting.
0 komentar:
Posting Komentar