Rabu, 10 Juni 2015

on Leave a Comment

10 Bangunan Peninggalan Belanda Paling Megah Di Indonesia

Indonesia pernah dijajah Belanda selama 350 tahun. Walaupun banyak kontroversi tentang hal itu (ada yang ngomong Belanda baru menjajah kita selama 33 tahun karena Aceh baru dikuasai Belanda pada tahun 1912), namun selama kurun waktu tersebut bangsa Barat meninggalkan banyak bangunan bersejarah. Beberapa di antaranya dikenal karena keindahannya dan masih terawat hingga saat ini.

Belanda menjajah Indonesia selama tiga setengah abad sehingga tak heran jika pemerintah kolonial meninggalkan banyak sekali jejak di bumi pertiwi. Salah satunya berupa bangunan-bangunan bergaya eropa yang megah. Meski banyak bangunan peninggalan Belanda yang sudah rusak namun tidak sedikit pula yang hingga kini masih utuh dan terawat dengan baik bahkan masih difungsikan hingga sekarang.

Berikut adalah 10 Bangunan Peninggalan Belanda Paling Megah Di Indonesia :

1. Lawang Sewu – Semarang


Rasanya tidak ada yang lebih layak untuk berada di jajaran teratas bangunan peninggalan Belanda paling megah di Indonesia selain Lawang Sewu. Bangunan yang berdiri kokoh di bundaran Tugu Muda, Semarang ini dibangun tahun 1904 dan difungsikan sebagai kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS.

Dulu bangunan yang konon memiliki seribu pintu tersebut terkenal angker dan menjadi destinasi wisata mistis yang paling terkenal. Kini seiring dengan pemugaran besar-besaran yang dilakukan pemerintah Semarang, kesan mistis telah lenyap dan berubah menjadi objek wisata yang mengagumkan dan wajib dikunjungi ketika di Semarang.

2. Villa Isola – Bandung


Dahulu bangunan megah ini bernama Villa Isola, sebuah villa milik jutawan Belanda bernama Dominique Willem Berretty yang dibangun tahun 1933. Sepeninggal Barretty, rumah tersebut dijual pada Hotel Savoy Homann dan dalam perkembangan selanjutnya bangunan bergaya art deco ini dimiliki oleh UPI Bandung dan berubah nama menjadi Bumi Siliwangi.

Villa Isola berada di kawasan pinggiran kota Bandung, tepatnya ada di sisi jalan Setiabudhi arah menuju Lembang. Bangunan ini merupakan salah satu saksi bisu kejayaan Pemerintah Belanda saat menjajah Indonesia. Di villa ini pula Jenderal Jepang bernama Jenderal Hitoshi Imamura pernah tinggal sementara pada saat menjelang Perjanjian Kalijati tahun 1942.

3. Gereja Katedral – Jakarta


Gereja Katedral Jakarta atau yang memiliki nama resmi Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga merupakan sebuah gereja katolik yang diresmikan tahun 1901. Arsitek bangunan yang megah ini adalah Marius Hulswit asal Belanda.

Gereja yang berada berdekatan dengan Masjid Istiqlal ini memiliki gaya arsitektur neo-gotik khas bangunan gereja di Eropa. Awalnya begian menara direncanakan berbentuk kubah namun karena faktor geografis Indonesia yang rawan gempa maka diubahlah menjadi menara dari logam. Kini bangunan ini masih berdiri kokoh dan menjadi tempat ibadah umat Katolik.

4. Gedung Balaikota Lama – Medan


Gedung Balaikota lama Medan merupakan satu dari beberapa gedung peninggalan Belanda yang masih eksis di Medan hingga sekarang. Gedung ini dibangun tahun 1906 dan diarsiteki oleh Hulswit. Seperti bangunan-bangunan Belanda lainnya ciri khas paling menonjol yaitu gaya arsitektur Eropa yang sangat kental.

Bangunan ini sempat digunakan sebagai Balaikota Medan dalam kurun waktu 1945 hingga 1990. Kini Bangunan yang terletak di Jalan Balai Kota No. 1 Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan ini menjadi bagian dari Hotel Aston dan difungsikan sebagai restoran.

5. Gereja Blenduk – Semarang


Gereja Blenduk yang ada di Kawasan Kota Lama Semarang merupakan salah satu bangunan peninggalan Belanda paling megah di indonesia dan masih terawat hingga kini. Pembangunannya dilakukan oleh masyarakat Belanda yang tinggal di kota tersebut tahun 1753 dengan bentuk persegi delapan.

Gereja yang bernama asli Gereja Protestan Indonesia Barat Immanuel ini disebut Blenduk karena merujuk pada bentuk kubah bulatnya yang dalam bahasa Jawa disebut Mblenduk. Pada masa awal pembangunannya kubah gereja bergaya arsitektur baroque ini dilapisi dengan perunggu.

6. Museum Fatahillah – Jakarta


Bangunan ini dulunya bernama Stadhuis atau Balai Kota Batavia. Dibangun dalam kurun waktu antara 1707 hingga 1710 atas perintah Gubernur Jenderal Johan van Hoorn. Jika Anda pernah ke Amsterdam dan melihat Istana Dam maka Museum Fatahillah ini adalah adik kembarnya karena sengaja dibangun menyerupai Istana Dam.

Pada tahun 1974 gedung ini beralih fungsi dan diresmikan menjadi Museum Fatahillah. Bangunan ini terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat dan memiliki gaya arsitektur neoklasik dengan tiga lantai. Di dalam museum ini tersimpan patung Hermes dan meriam Si Jagur yang terkenal.

7. Gedung Bank Indonesia – Yogyakarta


Bangunan yang kini berfungsi sebagai Bank Indonesia Yogyakarta ini pada awal mulanya merupakan sebuah kantor cabang De Javasche Bank Djogdjakarta. Dibangunnya gedung ini tidak lain karena pada saat itu terjadi peningkatan volume perdagangan yang begitu besar di Yogyakarta.

Gedung ini diresmikan tahun 1879 dan diarsiteki oleh Hulswitt dan Cuypers dengan bergaya arsitektural Eropa yang memiliki dua menara yang kini dicat emas. Gedung ini terletak di dekat Istana Kepresidenan RI atau berada di kawasan nol kilometer Yogyakarta.

8. Gedung Bank Indonesia – Cirebon


Mungkin tak banyak yang tahu bahwa Gedung Bank Indonesia di Cirebon ini pernah menjadi gambar di uang kertas pecahan Rp. 500. Sebelumnya pada masa penjajahan Belanda gedung ini merupakan Kantor Cabang ke-lima dari De Javasche Bank (DJB), yang dibuka pada 31 Juli 1866 lebih tua dari gedung Bank Indonesia di Yogyakarta.

Gedung yang pada awalnya bernama Agentschap van De Javasche Bank te Cheribon diarsiteki oleh orang yang sama yang membangun Gedung Bank Indonesia di Yogyakarta yakni F. D. Cuypers & Hulswit. Bangunan ini unik karena tidak seperti lainnya yang memiliki dua menara, gedung ini hanya punya satu menara saja. Buat Anda yang penasaran ingin melihat gedung ini dari dekat bisa datang ke Jalan Yos Sudarso no. 5 Cirebon.

9. Gedung London Sumatera – Medan


Dilihat dari namanya bangunan ini bukanlah milik pemerintah Belanda asli. Memang benar awalnya Gedung London Sumatera ini adalah milik importir teh dan kopi asal London, Inggris Harrison & Crossfield Company (H&C). Fungsinya sebagai kantor perdagangan dan perkebunan.

Setelah gedung ini dijual pada Belanda namanya diubah menjadi Juliana Building. Setelah merdeka gedung inipun menjadi milik Indonesia dan berganti nama kembali menjadi PT PP London Sumatera. Lokasinya berada di pusat kota Medan tepatnya berada di kawasan jalan Kesawan.

10. Istana Buitenzorg – Bogor


Tidak banyak yang tahu jika disebutkan nama Buitenzorg padahal ini adalah nama pertama dari Istana Kepresidenan RI di Bogor. Pada tahun 1744 istana ini dibangun atas perintah Gubernur Jenderal van Imhoff yang terkesima melihat kedamaian desa kecil di Bogor. Pada awalnya istana ini dibangun tiga lantai dan dibuat menyerupai Blehheim Palace di Oxford, Inggris.

Istana Bogor ini sangat unik dan menjadi Istana Kepresidenan paling Indah di Indonesia. Keunikan tersebut berupa adanya danau mini di depan istana dan Kebun Raya Bogor yang melingkupinya ditambah adanya rusa-rusa jinak yang didatangkan dari Nepal.

Belanda memang menorehkan penderitaan akibat penjajahan di Indonesia. Namun bangunan-bangunan peninggalan tersebut sudah selayaknya kita jaga. Selain karena keindahan arsitekturnya, juga sebagai pengingat sejarah panjang perjuangan bangsa kita.

Nah, itulah 10 Bangunan Peninggalan Belanda Paling Megah Di Indonesia. Masih banyak gedung-gedung peninggalan Belanda yang masih bisa ditemui wujudnya di Indonesia. Mulai dari Benteng dan bangunan-bangunan umum lainnya. Sebagai traveler Anda wajib menjaga dan tidak merusak bangunan yang memiliki nilai sejarah tersebut.

Sumber :

http://www.kaskus.co.id/thread/55113c5fd44f9f6a128b456d/10-bangunan-peninggalan-belanda-paling-megah-di-indonesia

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.